Pernahkah kamu merasa selalu ada orang yang datang mendekat hanya ketika ia sedang kesulitan, tapi saat semua sudah beres dan ia berhasil, kamu pun dilupakan begitu saja? Atau lebih pahit lagi kamu merasa selama ini hanya menjadi batu loncatan bagi keberhasilan orang lain?
Situasi seperti ini sering membuat hati sakit. Kita bertanya dalam diam, “Salahkah saya karena terlalu baik? Atau memang saya yang terlalu mudah dimanfaatkan?”
Tenanglah. Kamu tidak sendirian. Banyak orang baik yang mengalami hal yang sama. Namun dari pengalaman itu, ada pelajaran berharga yang bisa kita petik.
Membantu Itu Mulia, Tapi Jangan Sampai Lupa Pada Diri Sendiri
Menolong orang lain memang perbuatan mulia, namun bukan berarti kita harus selalu berkata “iya” pada semua permintaan. Ada kalanya kita perlu bertanya pada diri sendiri: apakah bantuan ini membuatku bertumbuh, atau justru membuatku kehilangan diriku?
Belajar Menetapkan Batas
Kebaikan tanpa batas seringkali berubah menjadi celah bagi orang lain untuk memanfaatkan kita. Maka, penting sekali untuk belajar berkata “tidak” dengan tegas. Menolak bukan berarti egois, tapi tanda bahwa kamu menghargai dirimu sendiri.
Selektif Itu Bukan Sombong
Tidak semua orang pantas menerima tenaga, waktu, dan energi kita. Ada yang benar-benar butuh dan berusaha, ada pula yang hanya ingin menumpang sukses tanpa kerja keras. Bijaklah memilah, agar kebaikanmu jatuh di tempat yang tepat.
Jangan Sesali Kebaikanmu
Mungkin kamu pernah dimanfaatkan. Tapi jangan biarkan pengalaman itu membuatmu berhenti berbuat baik. Ingat, kesalahan bukan pada kebaikanmu, melainkan pada orang yang tidak tahu menghargainya. Jadikan pengalaman itu guru, bukan luka.
Tetaplah Baik, Tapi Bijak
Hidup ini bukan tentang seberapa sering kamu membantu, melainkan seberapa bijak kamu menjaga dirimu sendiri. Membantu itu indah, tapi melindungi diri dari orang yang hanya ingin memanfaatkanmu jauh lebih bijak.
Maka, teruslah berbuat baik, namun jangan lupa untuk menegakkan batas. Karena kebaikan sejati adalah ketika hatimu tetap tulus, tapi juga cukup kuat untuk tidak diperlakukan seenaknya.
Ujang Masri
9/29/2025
CB Blogger
IndonesiaPernahkah kamu merasa hanya ingin hidup sederhana dan tenang, tanpa mengusik kehidupan siapa pun, namun tetap saja ada orang yang seolah tak bisa diam—selalu mencari celah untuk mengomentari, mengusik, bahkan merendahkanmu?
Awalnya kamu mungkin heran, “Saya tidak pernah mengganggunya, kenapa dia begitu sibuk mengurusi hidup saya?” Lama-lama perasaan itu bisa berubah menjadi lelah, marah, bahkan sakit hati.
Tapi, percayalah. Gangguan mereka tidak pernah lebih besar dari kekuatanmu.
Tenang Adalah Senjata Terkuat
Orang yang suka mengusik seringkali hanya mencari perhatian. Mereka ingin reaksimu, ingin melihatmu jatuh, ingin melihatmu marah. Maka, ketika kamu tetap tenang, kamu sudah menang. Jangan biarkan ucapan mereka masuk terlalu dalam, karena yang paling tahu dirimu hanyalah kamu sendiri.
Fokus pada Diri, Bukan pada Mereka
Kehidupanmu bukanlah panggung untuk memenuhi ekspektasi orang lain. Biarkan mereka sibuk dengan ocehan, sementara kamu sibuk membangun langkahmu. Fokus pada mimpimu, pada perjalananmu, dan pada orang-orang yang benar-benar peduli.
Menjaga Jarak Itu Bukan Kesalahan
Kadang, menjaga jarak dari orang yang suka mengusik adalah bentuk cinta pada diri sendiri. Tidak semua orang pantas berada dekat dengan kita. Memilih lingkaran pergaulan yang sehat bukan berarti sombong, tetapi sebuah kebutuhan agar hatimu tetap tenang.
Jadikan Gangguan Sebagai Bahan Bakar
Alih-alih jatuh karena cibiran, gunakan itu sebagai motivasi. Tunjukkan lewat tindakan, bukan kata-kata, bahwa hidupmu tidak akan goyah hanya karena ada yang berusaha menjatuhkanmu.
Doakan Mereka, Bebaskan Dirimu
Boleh jadi, orang yang sibuk mengusik justru hatinya sedang tidak tenang. Dengan mendoakan mereka, kamu sedang membebaskan dirimu sendiri dari beban kebencian. Ingat, memaafkan bukan berarti membenarkan, tapi agar hatimu sendiri tidak ikut rusak.
Tetaplah Berjalan dengan Kepala Tegak
Kamu tidak bisa mengendalikan mulut dan pikiran orang lain. Namun kamu bisa mengendalikan sikapmu. Maka, teruslah berjalan dengan kepala tegak. Biarkan mereka ribut di belakangmu, sementara kamu melangkah menuju masa depanmu.
Karena pada akhirnya, orang yang benar-benar kuat bukanlah yang paling lantang membalas, melainkan yang paling tenang menghadapi badai.
Ujang Masri
9/29/2025
CB Blogger
IndonesiaPernahkah kamu mengalami situasi seperti ini: kamu membantu seseorang dengan sepenuh hati, mendampingi langkah demi langkah hingga akhirnya ia berhasil, tetapi ketika ia sudah berdiri tegak, justru kamu yang ia abaikan?
Awalnya mungkin ada rasa haru, bangga, dan bahagia melihatnya berhasil. Namun perlahan-lahan, ada yang mengganjal di hati—karena sosok yang dulu begitu membutuhkanmu, kini seolah tak lagi mengingat siapa yang pernah ada di sisinya. Rasanya perih, bukan?
Namun, mari kita berhenti sejenak. Apakah artinya kebaikanmu sia-sia hanya karena orang itu melupakanmu? Tidak. Justru di sinilah letak ujian hati kita.
- Menolong dengan Hati, Bukan Harapan Balas Budi
Ketika kita membantu, seringkali tanpa sadar kita menaruh harapan setidaknya ucapan terima kasih, setidaknya pengakuan kecil. Namun, dunia tidak selalu bekerja seperti itu. Tidak semua orang pandai menghargai, tidak semua orang pandai berterima kasih. Dan itu bukan kesalahanmu.
Yang terpenting adalah niatmu. Jika saat itu hatimu tulus ingin melihat seseorang keluar dari kesulitan, maka keberhasilannya sudah menjadi hadiahmu sendiri. Ingat, menolong dengan tulus adalah investasi yang hasilnya tidak selalu datang dari orang yang sama, tapi bisa datang dari arah yang tak pernah kita duga.
- Jadikan Pengalaman Sebagai Guru
Kekecewaan bukan untuk disesali, melainkan untuk dipelajari. Pengalaman ini akan mengajarkan kita untuk tetap berbuat baik, namun dengan cara yang lebih bijak. Menolong bukan berarti membiarkan diri kita dimanfaatkan, tetapi menolong adalah tentang menjaga hati agar tetap ringan, tidak membiarkan dendam meracuni jiwa.
- Menjaga Martabat dengan Kedewasaan
Saat kita tetap tenang meski diabaikan, di situlah nilai kita sesungguhnya tampak. Kita tidak perlu membalas dengan sindiran, amarah, atau menjauhkan kebaikan dari hidup kita. Biarkan sikap orang lain menjadi urusan dia dengan Tuhannya. Sementara kita? Kita terus berjalan dengan kepala tegak, karena kita tahu apa yang kita lakukan benar.
- Hukum Kehidupan yang Tak Pernah Gagal
Percayalah, setiap kebaikan tidak pernah hilang. Jika bukan orang yang kita bantu yang membalas, maka semesta akan mengembalikannya lewat pintu lain—entah berupa rezeki yang tak terduga, sahabat yang setia, atau sekadar rasa tenang yang tak bisa dibeli.
- Kebaikan Tak Pernah Sia-Sia
Jika suatu hari kamu merasa kecewa karena dilupakan setelah membantu, ingatlah satu hal: kebaikan tidak pernah sia-sia, meski manusia melupakannya.
Apa yang kamu tanam hari ini mungkin tidak tumbuh di ladang yang sama, tapi percayalah, ia akan berbuah di tempat lain, pada waktu yang tepat. Jangan biarkan rasa sakit membuatmu berhenti menolong. Karena dunia ini butuh lebih banyak orang yang tetap mau berbuat baik, meski pernah dikecewakan.
Teruslah berbuat baik, bukan karena orang lain, tapi karena dirimu layak menjadi pribadi yang hatinya tetap bersih dan kuat.
Ujang Masri
9/29/2025
CB Blogger
IndonesiaPagi itu, dapur sepi. Tak ada suara desis minyak, tak ada aroma nasi hangat seperti biasanya. Yang ada hanya suara perut yang mulai bernyanyi pelan, dan anak yang bertanya polos, Bunda, nanti aku jajan apa ya di sekolah?
Aku diam.
Di rak, tak ada beras.
Di dapur, tabung gas kosong.
Di meteran listrik, angka berkedip menandakan token hampir habis.
Dompet? Kosong.
Motor? Tak ada bensin.
Barang di rumah? Tak ada yang bisa dijual lagi.
Utang? Masih ada. Dan rasa malu? Sudah terlalu sering ditelan.
Aku duduk di lantai, bersandar ke tembok, menatap langit-langit.
Apa ini akhirnya? pikirku.
Tapi di saat yang sama, aku tahu anakku butuh makan, butuh sekolah, dan aku... masih hidup.
Kalau aku masih hidup, berarti aku masih bisa berbuat sesuatu.
Menelan Malu, Menumbuhkan Harapan
Aku bangkit. Kuusap air mata. Lalu aku keluar, mengetuk rumah tetangga sebelah. Bukan untuk mengemis, tapi aku bicara jujur:
Bu, maaf ganggu. Saya sedang benar-benar kesulitan. Kalau Ibu punya nasi sisa atau bisa bantu pinjam gas sedikit, saya mau banget.
Saya akan ganti. Saya juga siap bantu beresin rumah Ibu, bersih-bersih, apa aja, asal halal.
Tanganku gemetar, tapi hatiku lega. Aku bicara dengan jujur. Dan ternyata... dia tersenyum.
Dia kasih aku sedikit beras, bahkan tawarkan aku bantu beresin rumahnya seminggu ini.
Posting Kejujuran di Facebook
Malamnya, aku pinjam WiFi tetangga, buka Facebook, dan aku tulis:
Saya bukan pengemis, saya cuma ibu yang lagi terjepit. Anak saya belum makan, listrik mau habis. Saya siap bantu bersih rumah, nyuci motor, antar belanja. Lokasi saya di..., mohon kalau ada kerjaan harian, saya butuh banget.
Aku posting di grup warga sekitar. Aku sempat malu, tapi lebih malu kalau anakku tidur dalam lapar
Dan ajaib... dalam sejam, ada yang japri. Ada yang minta bantuin cuci motor. Ada juga yang mau aku bantu jaga warung sebentar. Ada juga yang transfer Rp20.000 katanya dia juga pernah di posisi aku.
Air mataku jatuh.
Bukan karena sedih. Tapi karena merasa...
ternyata aku tidak sendiri.
Bukan Soal Uang, Tapi Keberanian untuk Bergerak
Hari itu aku belajar satu hal penting:
Ketika semua terasa mentok, bukan artinya selesai.
Itu artinya kamu harus mulai dengan cara baru.
Bukan menyerah,tapi berani bicara.
Bukan mengemis, tapi menawarkan tenaga dan kejujuran.
Sekarang, hidupku belum kaya. Tapi aku tahu jalan.
Aku tahu siapa yang bisa aku minta tolong.
Dan yang paling penting, aku tahu bahwa aku bisa bangkit, bukan karena uang, tapi karena mau melangkah meski dengan kaki gemetar.
Jika Kamu Sedang Terjepit...
Kalau kamu yang baca ini sedang dalam situasi seperti aku,
dapur kosong,
listrik mati,
utang masih numpuk,
anak minta jajan, dan rasanya dunia mengejek...
Tolong, jangan menyerah.
Beranilah bicara.
Beranilah minta bantuan, asal dengan niat kerja dan jujur.
Dunia ini tidak sekejam yang kita pikir.
Kadang, bantuan datang setelah kita jujur, bukan setelah kita kuat.
Bertahan bukan berarti lemah.
Bertahan artinya kamu sedang menjemput harapan dengan cara sederhana, dengan tidak menyerah.
Tahun ini, tepat dua puluh tahun aku menjadi guru honorer. Bukan angka yang singkat. Dua dekade waktu yang cukup panjang untuk mengubah dunia, tapi tidak cukup untuk mengubah hidupku.
Aku memulai langkah ini di tahun 2005. Saat itu, idealisme masih segar, semangat masih menyala. Aku percaya, menjadi guru adalah panggilan jiwa. Tapi siapa sangka, panggilan itu datang tanpa membawa bekal yang cukup untuk hidup.
Gajiku? Hanya lima ratus ribu rupiah. Bahkan ketika harga segala sesuatu naik, angka itu tak pernah ikut menanjak.
Aku tetap berdiri di depan kelas, mengajar dengan hati, meski perut kadang tak terisi.
Kadang aku bertanya pada diri sendiri, "Apakah sampai di sini saja rezekiku?"
Tapi aku terima. Bukan karena aku pasrah. Tapi karena aku lelah melawan sesuatu yang tak pernah benar-benar bisa kuubah sendiri.
Kini, tahun 2025, aku sedang berproses dalam seleksi PPPK paruh waktu. Sebagian hatiku berharap, sebagian lagi takut kecewa.
Tapi aku tetap jalani, walau pelan-pelan. Walau sendirian. Yang membuatku bertahan selama ini, bukan karena aku kuat.
Tapi karena aku punya istri yang jauh lebih kuat dari diriku sendiri. Wanita luar biasa yang tak pernah mengeluh, meski hidup bersamanya tak pernah mudah.
Wanita mana yang sanggup bertahan hidup selama 20 tahun dengan penghasilan suaminya yang cuma 500 ribu sebulan?
Dia tetap tinggal. Tetap setia. Tetap percaya padaku, bahkan saat aku sendiri mulai tak yakin pada diriku sendiri.
Sering aku menangis sendirian.
Di sudut ruangan kecil, atau saat semua orang sudah tertidur.
Bukan karena lemah, tapi karena merasa gagal.
Gagal sebagai suami.
Gagal sebagai anak.
Gagal sebagai laki-laki.
Aku malu pada orang tuaku.
Malu pada mertuaku.
Karena bukan rasa bangga yang bisa kuberikan, tapi justru kerepotan yang tak ada habisnya.
Kami tinggal di gubuk tua milik kakakku.
Rumah kecil yang lebih cocok disebut tempat berteduh sementara.
Setiap malam, aku tidur dengan waswas-takut kalau angin atau hujan terlalu kuat, dan atap itu tak lagi sanggup melindungi kami.
Aku melihat istriku kelelahan setiap hari, tapi tetap berusaha tersenyum. Dan itu yang paling menyakitkan-melihat orang yang kau cintai menderita karena kau belum mampu memberi hidup yang lebih baik.
Di sela malam yang dingin dan gelap, aku hanya bisa berdoa dalam hati:
“Ya Allah, mudahkanlah hamba mencari rezeki-Mu…
Agar aku bisa membahagiakan orang-orang yang menyayangiku…
Berilah hamba rezeki yang cukup, agar kami bisa tidur nyenyak…
Di rumah yang layak…”
Motivasi untuk Diri Sendiri:
Aku tahu, perjalanan ini belum selesai.
Mungkin hasilnya belum terlihat hari ini.
Tapi aku percaya, bahwa setiap tetes air mata, setiap doa yang kupanjatkan dalam diam, dan setiap perjuangan yang tak terlihat oleh mata manusia… tidak akan pernah sia-sia di hadapan Tuhan.
Aku telah jatuh berkali-kali. Tapi aku juga bangkit berkali-kali.
Selama aku masih punya harapan, dan selama istriku masih menggenggam tanganku…
Aku tidak akan berhenti.
Untuk diriku sendiri:
Jangan menyerah.
Mungkin hidup belum memihak, tapi bukan berarti ia tak akan berubah.
Pelan-pelan…Kita akan sampai juga.
Dulu, aku selalu berpikir hidupku sudah tertata rapi. Karier yang menjanjikan, hubungan yang stabil, impian-impian yang siap kuraih. Aku berjalan dengan percaya diri, seolah tak ada yang bisa menggoyahkanku. Namun, hidup punya cara tersendiri untuk menguji keyakinan itu.
Diawali dengan masalah di kantor yang membuatku merasa tak lagi dihargai. Kemudian, hubungan yang kukira akan abadi, perlahan retak dan hancur berkeping-keping. Tak cukup sampai di situ, masalah finansial yang tak terduga muncul, menyeretku ke jurang kecemasan yang dalam. Rasanya seperti ombak besar yang datang bertubi-tubi, menghantamku hingga aku tak bisa lagi bernapas.
Aku ingat betul malam itu. Duduk sendirian di kamar yang gelap, air mata tak henti mengalir. Aku merasa sangat kecil, rapuh, dan yang terpenting: sendirian. Segalanya tampak begitu suram, seolah tak ada cahaya di ujung terowongan. Aku hanya ingin semuanya berhenti. Aku bahkan tak tahu harus mulai dari mana.
Di titik terendah itulah, sebuah bisikan kecil muncul. Bisikan yang mengatakan, "Kamu tidak bisa terus seperti ini."Aku tahu itu benar. Jadi, dengan sisa-sisa tenaga yang kumiliki, aku memutuskan untuk bangkit. Bukan bangkit dengan berlari, tapi bangkit dengan langkah-langkah kecil, terseok-seok.
Langkah pertama yang kulakukan? Menenangkan Diri. Aku mematikan semua notifikasi, mencari tempat hening di taman dekat rumah. Aku duduk di bangku tua di bawah pohon rindang, hanya mendengarkan suara angin dan kicauan burung. Aku tidak berusaha memikirkan solusi, hanya bernapas. Mengondisikan hati yang gundah, membiarkannya perlahan menemukan ritmenya. Ajaibnya, dalam keheningan itu, pikiran mulai terasa sedikit lebih jernih.
Kemudian, aku mencoba menemukan Akar Masalah. Aku mengambil pena dan kertas, lalu menuliskan semua hal yang membebaniku. Bukan hanya gejalanya, tapi aku mencoba menggali lebih dalam, "Kenapa ini terjadi? Apa yang sebenarnya menjadi pemicu?" Aku bahkan mencoba melihat situasiku dari sudut pandang temanku—apa yang akan dia lakukan jika di posisiku? Perspektif baru ini membuka mataku. Aku menyadari, sebagian masalah ini muncul karena caraku bereaksi, bukan hanya karena masalah itu sendiri.
Di sinilah aku menyadari pentingnya mencari Dukungan. Aku menelepon sahabat lamaku, yang sudah seperti saudara. Dengan suara bergetar, aku menceritakan semuanya. Dia tidak memberiku solusi instan, tapi dia mendengarkan. Dia memvalidasi perasaanku. Pelukan virtualnya memberiku kekuatan. Aku juga memberanikan diri berkonsultasi dengan seorang konselor untuk masalah finansial dan emosional. Aku belajar bahwa meminta bantuan bukan tanda kelemahan, melainkan keberanian yang luar biasa. Berbagi beban tidak mengurangi masalah, tapi mengurangi beratnya masalah di pundakku.
Perlahan, aku mulai belajar mengelola Pikiran dan Emosi. Aku tahu, terjebak dalam pikiran negatif hanya akan menyeretku kembali ke lubang. Aku mulai melatih diri untuk berpikir positif, sekecil apapun itu. "Hari ini aku berhasil bangun." "Hari ini aku berhasil makan." Setiap kemenangan kecil adalah api yang menyala. Aku juga belajar untuk tidak menyalahkan diri sendiri secara berlebihan. Evaluasi diri itu perlu, tapi hukuman diri itu merusak. Aku bukan kegagalanku; aku adalah proses belajarku.
Dan akhirnya, aku menerima dan belajar dari setiap masalah. Aku menyadari bahwa hidup ini memang tak selalu berjalan sesuai rencana. Ada banyak hal di luar kendaliku. Menerima kenyataan pahit itu adalah pembebasan. Aku mulai melihat setiap badai bukan sebagai akhir, melainkan sebagai sebuah ujian, sebuah pelajaran berharga. Setiap air mata, setiap malam tanpa tidur, membentukku menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih tangguh, dan lebih bijaksana. Aku belajar tentang resiliensi, tentang ketabahan, dan tentang kapasitas diriku yang tak terbatas untuk bangkit.
Hari ini, aku tidak mengatakan semua masalahku lenyap. Tidak. Tapi caraku menghadapinya sudah sangat berbeda. Aku tahu, badai akan datang lagi. Tapi sekarang, aku punya bekal. Aku tahu bagaimana menenangkan diri, bagaimana mencari akar masalah, bagaimana mencari dukungan, bagaimana mengelola pikiranku, dan yang terpenting, bagaimana menerima dan belajar dari setiap tantangan.
Jadi, jika saat ini Anda merasa sendirian di tengah badai, ingatlah kisahku.
Anda tidak selemah yang Anda kira. Anda tidak sendirian. Badai itu tidak akan bertahan selamanya. Yang penting adalah bagaimana Anda memilih untuk menghadapinya. Tenangkan diri, temukan intinya, cari dukungan, kendalikan pikiran Anda, dan terimalah bahwa setiap badai adalah kesempatan emas untuk tumbuh.
Itu bukan satu atau dua pemikiran, itu gelombang yang menyerbu satu per satu: merasa sendiri, merasa gagal, merasa kurang beruntung. Di lingkaran kepalaku, kalimat-kalimat kecil itu berkali-kali mengulang seperti piring retak yang diputar-putar. Dunia seakan tak berpihak; teman yang dulu bercanda sekarang menunduk; kesempatan yang kulihat dari jauh lenyap begitu saja. Aku tak tahu harus melakukan apa. Aku terpuruk.
Tapi di titik paling rendah, sesuatu yang aneh terjadi: aku mulai mengamati. Bukan karena aku ingin bangkit, lebih karena aku bosan dengan kesedihan itu sendiri. Aku mulai menuliskan hal-hal kecil yang kurasakan. Beberapa aku sembunyikan, beberapa aku tulis dengan diam-diam di ponsel:
Aku merasa selalu merepotkan orang lain.
Aku merasa tidak dihargai karena miskin.
Aku merasa orang lain lebih beruntung, lebih pantas, lebih... semuanya.
Tulisan-tulisan itu seperti jejak kaki di pasir. Ketika ombak datang, jejak bisa hilang, tapi aku melihat bahwa jejak itu menunjukkan satu hal: aku masih bergerak. Aku masih bernafas.
Di pagi yang lain, aku memutuskan melakukan satu hal kecil: berjalan ke warung dekat rumah, bukan karena butuh, tapi untuk melihat siapa yang ada di sana. Aku berbicara pada penjual bakso tentang hujan semalam. Ibu penjual itu menatapku dan tersenyum seperti memberi izin: “Anak muda, jangan kau pikir hidupmu hanya soal berat di dada. Hidup memang berat, tapi lumayan kalau dicicil.” Satu kalimat sederhana. Bukan solusi instan. Tapi cukup untuk membuat sesuatu di dalam tertarik: mungkin ada cara lain untuk menata ulang harapan.
Lambat, bukan kilat.
Aku mulai menukar kalimat “aku gagal” dengan pertanyaan: “Gagal dalam apa? Dan apa satu langkah kecil yang bisa kulakukan besok?”
Dari yang semula parah, aku belajar memecah masalah: ekonomi terasa susah? Baik, aku coba jualan kecil-kecilan, belajar skill gratis lewat video, atau menawarkan jasa yang bisa kulakukan dari rumah. Dunia tidak berpihak? Mungkin, tapi aku tidak wajib menunggu pihak lain untuk berbaik hati. Aku bisa mencari celah.
Tentu tidak mudah. Banyak hari aku tergelincir lagi. Ada komentar pedas, ada hitungan di rekening yang tak tertutup, ada rasa malu ketika diundang reuni tapi tak mampu membeli kado. Namun, setiap kali aku kembali pada daftar kecil itu, menuliskan satu simpul kebaikan yang kutemukan hari itu, gunung itu terasa sedikit merenggang. Satu simpul: obrolan singkat yang membuatku belajar sesuatu. Dua simpul: satu pelanggan kecil. Tiga simpul: ada orang yang menghargai usahaku, meski itu hanya “terima kasih”.
Yang paling penting: aku mulai memisahkan “aku” dari “kegagalan”.
Aku bukan kegagalan yang berkumpul di badanku. Aku cuma manusia yang sedang mempelajari soal hidup. Hidup bukan lomba siapa paling berhasil, melainkan tentang siapa yang terus berdiri ketika terpeleset. Dan berdiri bisa berarti bangun 5 menit lebih awal, membaca satu artikel, mengirimkan satu pesan penawaran, atau membuat satu piring mie untuk diri sendiri tanpa menangis.
Ada momen kecil yang mengubah cara pandangku: ketika seorang tetangga, yang kubilang lebih beruntung dariku, meminjam beberapa buku dariku. Ia bilang, “Buku-bukumu membantu aku juga.” Aku terkejut. Ternyata hal yang kupikir tak ada nilainya, justru berguna bagi orang lain. Nilai itu tidak selalu dalam bentuk uang. Kadang ia dalam bentuk waktu, perhatian, atau kemampuan sederhana yang kita anggap remeh.
Hari demi hari, dunia yang semula terasa sempit berubah jadi beberapa jendela kecil. Jendela yang kubuka perlahan, satu untuk kemampuan baru, satu untuk relasi, satu untuk kebiasaan kecil. Ada hari yang mendung, ada yang cerah, tapi kini aku tahu: bahkan jendela kecil kalau dibuka tiap hari akan membuat rumah terasa lebih luas.
Jika kamu sedang membaca ini dan merasakan hal yang sama, merasa paling gagal, paling tidak beruntung, paling menyedihkan, izinkan aku berbagi dua hal sederhana yang menolongku:
- Tuliskan satu hal kecil setiap hari. Bukan untuk menunjukkan pada orang, tapi untuk melihat jejak. Jejak itu akan memberitahumu kalau kamu sebenarnya bergerak.
- Lakukan satu tindakan kecil setiap minggu. Kirim satu pesan, pelajari satu hal baru selama 30 menit, atau bantu seseorang tanpa berharap balasan. Tindakan kecil membuka peluang.
Akhir cerita? Tidak ada akhir tetap. Ada proses. Ada bab baru yang tak pernah kusangka. Sekarang, ketika gelombang kesepian datang, aku tidak lagi panik. Aku duduk, menulis, dan memilih satu hal kecil untuk dilakukan. Kadang berhasil, kadang tidak, tapi setidaknya aku terus mencoba.
Kalau kau merasa dunia tak berpihak, cobalah lihat sekeliling; mungkin ada satu orang yang diam-diam menunggu engkau berbuat sesuatu. Mungkin itu bukan untuk membuatmu kaya, tapi cukup untuk membuatmu merasa dihargai. Dan dihargai itu batu pertama untuk membangun lagi sesuatu yang lebih besar.
Tinggalkan jejakmu hari ini:
tulis satu baris di kolom komentar, satu hal kecil yang ingin kau lakukan besok. Kita mulai bersama, langkah demi langkah. Jangan biarkan dirimu menjadi judul tragedi; jadikan dirimu bab keberanian yang belum selesai ditulis.
Untuk setiap orang yang pernah merasa "paling gagal", aku melihatmu. Kamu tidak sendirian.
Ujang Masri
9/24/2025
CB Blogger
IndonesiaSejak kecil, saya punya rasa ingin tahu yang besar pada hal-hal baru. Teknologi selalu membuat saya penasaran, dan saya tak pernah bosan belajar. Dari situlah kemampuan saya berkembang, hingga tanpa sadar, saya lebih memahami IT dibanding teman-teman seprofesi saya.
Karena itu, saya dipercaya menjadi operator sekolah. Tugas yang tampak sederhana, namun ternyata sangat menentukan. Semua data, semua laporan, bahkan maju mundurnya sekolah, sebagian besar ada di tangan seorang operator. Tanggung jawab itu besar, lebih besar dari yang orang lain kira.
Saya berusaha menjalani amanah itu dengan sebaik mungkin. Saya membantu teman-teman seprofesi, membimbing mereka agar bisa meningkatkan karier. Tapi ironisnya, peran saya jarang dihargai. Bahkan, mereka yang saya bantu justru melaju lebih cepat, sementara saya tertinggal, penuh dengan hambatan dan kegagalan.
Saya berjuang demi keluarga, berusaha memperbaiki ekonomi, mencoba menembus jalan menjadi ASN. Namun, lagi-lagi, jalan itu terasa buntu. Aneh, orang yang kurang bertanggung jawab malah lebih mudah meraih jabatan, sedangkan saya yang jatuh bangun justru sering terpuruk.
Pernah, saya merasa dunia ini tidak adil. Saya ingin menyerah. Saya mencoba keluar dari bidang pendidikan, melamar ke banyak perusahaan. Tapi satu demi satu pintu tertutup. Tidak ada yang menerima saya. Setiap kali gagal, rasa putus asa itu semakin menghantam.
Namun saya bertahan. Saya bersabar, meski tidak tahu sampai kapan harus bersabar. Saya sudah mengabdi 21 tahun di dunia pendidikan, dan kini saya sedang berproses menjadi PPPK paruh waktu. Mungkin inilah bentuk kesetiaan saya pada bidang yang sudah membesarkan saya.
Saya percaya, perjuangan dan kesabaran tidak akan sia-sia. Cepat atau lambat, akan ada jawaban indah di ujung jalan ini. Selama itu belum tiba, saya akan terus melangkah, meski dengan tertatih. Karena bagi saya, menyerah bukan pilihan.
Pernahkah kalian merasa perjuangan kalian tidak sebanding dengan hasil yang didapat? Bagaimana kalian melewatinya?
Ujang Masri
9/23/2025
CB Blogger
IndonesiaSejak kecil, saya punya ketertarikan sederhana: saya suka melihat pria berpenampilan rapi memakai jas.Di mata saya, jas bukan sekadar pakaian, melainkan simbol keberhasilan, kerapian, dan kehidupan mapan.
Dari situlah lahir sebuah cita-cita saya ingin menjadi seorang pegawai kantoran. Dengan tekad itu, saya melanjutkan sekolah ke SMA yang terletak di Kecamatan Cikalongkulon meskipun kondisi keluarga sederhana dan orang tua tidak punya cukup biaya. Saya percaya bahwa pendidikan adalah jalan menuju mimpi saya.
Tahun 2004, saya lulus SMA. Saat itu, ada tawaran untuk mengajar di sekolah tempat saya dulu menempuh pendidikan Sekolah Dasar, sekolah di kampung kelahiran saya yang sedang kekurangan guru. Namun saya menolak. Bagi saya, mengajar bukan jalan yang saya inginkan. Saya tetap berpegang pada cita-cita menjadi pegawai kantoran.
Saya pun merantau ke Jakarta. Namun, kehidupan di sana jauh dari bayangan indah yang saya pikirkan. Bukannya duduk di balik meja kantor dengan jas rapi, saya justru harus bekerja keras sebagai kuli bangunan, perajin boks speaker aktif, hingga salesman. Pekerjaan itu membuat saya sering sakit-sakitan, sampai akhirnya terpaksa pulang kampung untuk berobat.
Saat menjalani masa pemulihan, saya kembali ditawari untuk mengajar, kali ini dengan syarat: “Kalau nanti tidak betah, boleh berhenti.” Saya mencoba menerima. Bahkan saya sempat kuliah di Universitas Terbuka, tetapi berhenti di tengah jalan karena biaya kuliah terlalu berat, sementara gaji honorer sangat kecil.
Perjalanan hidup terus berlanjut. Saya menikah, punya keluarga, dan harus berjuang lebih keras. Saat anak kedua saya sakit dan butuh biaya pengobatan, saya memutuskan keluar dari sekolah tempat mengajar dan bekerja di outlet elpiji. Setelah pengobatan selesai, saya pulang kampung. Hati saya ingin tenang, melupakan pahitnya pengalaman bolak-balik rumah sakit di Bandung.
Namun, hidup di kampung pun tidak mudah. Saya menganggur, melamar pekerjaan ke berbagai tempat, tapi tak ada yang menerima. Bahkan saya sempat masuk hutan mencari laja untuk dijual, tapi penghasilan tetap tidak ada.
Akhirnya, saya kembali masuk ke dunia sekolah. Ada secercah harapan baru ketika mendengar kabar bahwa pemerintah akan melakukan pengangkatan guru di tahun 2024. Demi peluang itu, saya memberanikan diri melanjutkan kuliah lagi. Meski harus berutang ke sana-sini, saya jalani semuanya. Dengan tekad kuat, saya mengambil dua semester sekaligus hingga akhirnya berhasil menyelesaikan S1.
Sayangnya, ijazah S1 saya belum keluar ketika tes PPPK Guru dibuka. Saya terpaksa ikut tes dengan ijazah SMA. Formasi yang tersedia hanya tiga orang, saingannya banyak, dan mayoritas dari kategori 2. Hasilnya, saya tidak lulus.
Kenyataan itu sangat pahit. Orang lain merayakan kelulusan, sementara saya harus menerima kegagalan. Lebih menyakitkan lagi, warga sekampung menjadikan saya bahan olok-olokan. Kata-kata mereka menusuk, membuat saya merasa kecil, malu, dan tidak berharga.
Saya mulai menjauh dari teman-teman. Saya merasa tak pantas bergaul, lebih memilih menyendiri, dan semakin terpuruk. Hidup terasa gelap.
Namun, di tengah keterpurukan itu, ada suara kecil dalam hati saya yang berkata: “Kalau terus begini, kamu tidak akan pernah maju. Hidup harus tetap dilanjutkan, meski berat.” Pelan-pelan, saya mencoba bangkit.
Saya belajar menerima kenyataan bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya. Olok-olokan orang bukan penentu masa depan saya. Saya mulai menata ulang langkah, menguatkan diri, dan percaya bahwa masih ada jalan yang bisa saya tempuh.
Memang, bangkit dari keterpurukan bukan perkara mudah. Luka di hati tidak hilang seketika. Tapi setiap kali saya teringat cemoohan itu, saya jadikan bahan bakar untuk terus berusaha.
Saya mungkin pernah jatuh, bahkan sangat dalam. Tapi saya percaya, setiap kejatuhan adalah kesempatan untuk belajar berdiri dengan lebih kuat.
Kali ini saya sama dengan teman-teman sedang berproses PPPK Paruh waktu. Semoga kita dilancarkan.
Bagi siapa pun yang membaca kisah ini, saya ingin berpesan: jangan pernah menyerah hanya karena gagal sekali, atau karena orang lain meremehkanmu. Kegagalan bukanlah akhir, dan olok-olokan bukanlah kebenaran. Yang terpenting adalah keberanian untuk bangkit, meski harus tertatih.
Cerita saya belum selesai. Jalan hidup ini masih panjang, dan saya akan terus melangkah. Karena pada akhirnya, keberhasilan sejati bukan sekadar tentang pekerjaan atau status, melainkan tentang keberanian untuk tetap berdiri ketika dunia berusaha menjatuhkanmu.
Dan kisah ini… masih bersambung.
Seseorang lebih percaya dengan apa yang sering dilihatnya dari pada apa yang didengarnya, saya berkata demikian karena sudah mengalami dan merasakan langsung kenyataannya.
Karena selalu melihat saya berprilaku baik, ketika ada seseorang mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang sering dilihatnya, dia tidak percaya dan menganggapnya mengada-ngada.
Padahal pada saat itu saya memang melakukan kesalahan, tapi karena teman-teman saya selalu berbuat salah, apa yang mereka katakan tidak dipercaya, dia lebih memilih membela saya daripada mempercayainya.
Kejadian ini saya alami sewaktu masih duduk dibangku SMU, begini ceritanya, suatu ketika saya datang ke sekolah kesiangan, karena gerbang sudah ditutup saya tidak bisa masuk untuk mengikuti upacara, sedangkan saya sangat takut akan mendapat sanksi apabila tidak ikut upacara.
Untuk cari aman saya pergi kebelakang untuk bersembunyi, ternyata disana sudah ada teman-teman sekelas saya yang terkenal pada bandel, sepertinya mereka juga kesiangan, mereka mengajak saya untuk memanjat benteng.
Sebenarnya saya takut melakukan itu, tetapi saya lebih takut lagi jika harus dihukum, lebih baik saya mengikuti mereka untuk memanjat benteng, dengan begitu saya bisa berpura-pura tidak kesiangan, mudah-mudahan saja usaha saya ini tidak ketahuan.
Ternyata keberuntungan masih berpihak pada saya, benteng yang tinggi berhasil dilewati tanpa ketahuan, segera kami menuju ke barisan paling belakang, sesampainya disana dengan mengendap-ngendap saya berusaha gabung ke barisan dan berdiri paling belakang.
Setelah upacara selesai tiba-tiba guru BP melarang untuk membubarkan diri, dia mengatakan ada beberapa siswa yang ketahuan terlambat mengikuti upacara, mereka akan dikumpulkan didepan untuk diberi sanksi.
Saya kaget mendengarnya, badan gemetaran dan keringat dingin bercucuran, sedikitpun saya tidak mengira jika aksi kami memanjat benteng bakalan ketahuan, sudah bisa dipastikan kami akan mendapat sanksi dobel, sudah datang kesiangan plus masuk menaiki benteng, pasti guru BP akan marah sekali kepada kami.
Tak berapa lama teman-teman saya itu dipanggil satu persatu, saya semakin gemetaran dan keringat semakin membasahi badan, perasaan takut dan malu bercampur menjadi satu, jantung berdegup semakin kencang.
Setelah beberapa saat menunggu, ternyata saya tidak dipanggil juga, teman-teman saya memprotes dan memberitahukan jika saya ikut terlibat, mereka meminta agar saya diberi sanksi yang sama dengan mereka.
Meskipun mereka terus berupaya untuk meyakinkan, tetap saja guru BP tidak menghiraukannya, dia tidak percaya jika saya bersalah, semakin mereka berusaha meyakinkan, semakin guru BP marah pada mereka.
Karena upayanya tidak di gubris mereka menyerah dan membiarkan saya bebas, mereka pasrah untuk diberi sanksi, setelah diberi pembinaan mereka diberi tugas untuk membersihkan halaman sekolah, ada yang bertugas menyapu, ngepel dan merapikan tanaman.
Pada saat mereka sibuk dengan tugasnya masing-masing, saya datang menemui guru BP, kebetulan semua guru sedang berada disana, saya memberitahukan jika saya bersalah dan siap untuk diberi sanksi, semua guru tidak percaya dan menganggap saya terlalu kasihan pada mereka.
Setelah menceritakan semuanya barulah mereka percaya, tetapi anehnya mereka tidak marah justru sebaliknya malah memuji saya, mereka senang karena saya berani jujur untuk mengakui semua kesalahan, benar-benar diluar dugaan setelah melakukan kesalahan saya justru mendapat pujian.
Karena telah bersikap jujur saya dimaafkan, bahkan bukan hanya itu saya dibebaskan dari hukuman, tapi atas permintaan sendiri saya ikut membantu teman-teman saya membersihkan halaman sekolah.
Setelah menemui guru BP barulah saya tahu, ternyata sebenarnya tidak ada yang tahu aksi kami memanjat benteng, makanya saya tidak dianggap bersalah, teman-teman saya ketahuan terlambat karena tidak hadir pada saat dicek kehadirannya sebelum upacara.
Mereka ketahuan karena kebiasaan mereka sendiri, karena sering membuat kesalahan mereka ekstra diawasi, kehadiran mereka selalu dicek sementara saya tidak, saya dikira sudah hadir karena kebiasaan saya yang tidak pernah terlambat sebelumnya.
Dari kejadian ini saya mendapat pelajaran berharga, apabila kita mau jujur untuk mengakui kesalahan, kita akan mendapat kebaikan yang tidak pernah kita duga sebelumnya, dibalik kejujuran selalu ada kebaikan yang menyertainya.
Ujang Masri
8/29/2019
CB Blogger
Indonesia
Selain untuk melamar kerja, melanjutkan sekolah atau melanjutkan keperguruan tinggi, masih banyak kepentingan lain juga yang harus melampirkan SKCK, jadi pasti banyak orang yang pernah membuat SKCK, dan pada tahu apa itu SKCK.
Tetapi meskipun sudah pada tahu, tidak sedikit juga masih kebingungan, cuma kali ini bukan bingung karena tidak tahu artinya SKCK, tapi bingung untuk menyesuaikan nya dengan kebutuhan, misalnya akan melamar untuk suatu posisi di BUMN, dia tidak tahu dimana harus membuat SKCK nya, di polsek, polres atau polda.
Nah jadi pada saat akan membuat SKCK supaya sesuai dengan kebutuhan, alangkah lebih baik jika kita cari tahu terlebih dahulu, apa saja fungsi SKCK yang diterbitkan di polsek, polres dan polda, dengan begitu tidak akan buang-buang waktu karena harus membuat SKCK baru jika tidak sesuai dengan kebutuhan.
Dan untuk mengetahui fungsinya, saya akan menjelaskan nya secara lengkap dibawah ini, semoga bisa membantu bagi yang sedang membutuhkan informasi yang berkenaan dengan hal ini.
Fungsi SKCK Yang Diterbitkan Di Polsek
Polsek atau polisi sektor adalah struktur kepolisian Republik Indonesia yang berada ditingkat kecamatan. SKCK yang diterbitkan di instansi ini memiliki fungsi antara lain:
a. Untuk kelengkapan persyaratan melamar pekerjaan di perusahaan-perusahaan swasta, atau perusahaan-perusahaan non-BUMN.
b. Untuk kelengkapan persyaratan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, atau melanjutkan ke perguruan tinggi.
c. Untuk kelengkapan persyaratan membuat surat pindah penduduk atau domisili. Dibeberapa daerah pada saat membuat surat pindah harus melampirkan SKCK.
d. Untuk kelengkapan persyaratan pada saat mencalonkan diri menjadi pegawai atau perangkat desa.
e. Untuk kelengkapan persyaratan pembuatan surat izin usaha.
f. Untuk kelengkapan persyaratan perpanjangan kontrak pegawai non-PNS di rumah sakit umum daerah.
Fungsi SKCK Yang Diterbitkan Di Polres
Polres atau polisi resor adalah struktur kepolisian Republik Indonesia yang berada ditingkat kabupaten atau kotamadya, tingkatan nya lebih tinggi dari polsek yaitu melingkupi kabupaten atau kotamadya. SKCK yang diterbitkan di instansi ini memiliki fungsi antara lain:
a. Untuk kelengkapan melamar pekerjaan ke perusahaan-perusahaan swasta, atau untuk melamar suatu posisi di BUMN.
Fungsi SKCK Yang Diterbitkan Di Polsek
Polsek atau polisi sektor adalah struktur kepolisian Republik Indonesia yang berada ditingkat kecamatan. SKCK yang diterbitkan di instansi ini memiliki fungsi antara lain:
a. Untuk kelengkapan persyaratan melamar pekerjaan di perusahaan-perusahaan swasta, atau perusahaan-perusahaan non-BUMN.
b. Untuk kelengkapan persyaratan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, atau melanjutkan ke perguruan tinggi.
c. Untuk kelengkapan persyaratan membuat surat pindah penduduk atau domisili. Dibeberapa daerah pada saat membuat surat pindah harus melampirkan SKCK.
d. Untuk kelengkapan persyaratan pada saat mencalonkan diri menjadi pegawai atau perangkat desa.
e. Untuk kelengkapan persyaratan pembuatan surat izin usaha.
f. Untuk kelengkapan persyaratan perpanjangan kontrak pegawai non-PNS di rumah sakit umum daerah.
Fungsi SKCK Yang Diterbitkan Di Polres
Polres atau polisi resor adalah struktur kepolisian Republik Indonesia yang berada ditingkat kabupaten atau kotamadya, tingkatan nya lebih tinggi dari polsek yaitu melingkupi kabupaten atau kotamadya. SKCK yang diterbitkan di instansi ini memiliki fungsi antara lain:
a. Untuk kelengkapan melamar pekerjaan ke perusahaan-perusahaan swasta, atau untuk melamar suatu posisi di BUMN.
b. Untuk kelengkapan persyaratan bagi yang mencalonkan diri menjadi kepala desa.
c. Untuk kelengkapan persyaratan bagi yang melamar menjadi Pegawai Negeri Sipil atau PNS.
d. Untuk kelengkapan persyaratan bagi yang mencalonkan diri menjadi anggota DPRD tingkat kabupaten atau kotamadya.
e. Untuk kelengkapan persyaratan bagi yang akan menikah dengan anggota TNI atau Polri.
Fungsi SKCK Yang Diterbitkan Di Polda
Polda atau polisi daerah adalah kepolisian yang membawahi polres pada tingkat provinsi atau daerah istimewa. SKCK yang diterbitkan dari instansi ini memiliki fungsi antara lain:
a. Untuk kelengkapan persyaratan bagi yang mencalonkan diri menjadi walikota.
b. Untuk kelengkapan persyaratan bagi yang mencalonkan diri menjadi anggota DPRD tingkat provinsi.
c. Untuk kelengkapan persyaratan pembuatan Visa bagi yang akan bepergian atau bekerja diluar negeri.
Itulah beberapa fungsi dari SKCK yang diterbitkan oleh masing-masing instansi. Sebenarnya masih banyak lagi fungsi lain nya selain dari apa yang saya sampaikan diatas, tetapi hanya sekian yang bisa saya sampaikan.
Persyaratan Pembuatan SKCK
Bagi yang berencana membuat SKCK berikut ini adalah persyaratan yang harus dipersiapkan.
1. Surat pengantar dari desa atau kelurahan tempat pemohon tinggal atau berdomisili.
2. Fotocopy KTP/SIM yang alamatnya sama dengan surat pengantar.
3. Fotocopy Kartu keluarga.
4. Fotocopy Akta kelahiran atau kenal lahir
5. Foto terbaru ukuran 4x6 berlatar merah sebanyak 6 lembar.
6. Formulir daftar riwayat hidup, ini disediakan dikantor polisi dan harus di isi dengan jelas dan benar.
Nah cukup sekian yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat.
Menurut saya hidup adalah persaingan, tidak peduli mau atau tidak, suka ataupun tidak, kita harus ikut bersaing untuk jadi yang terbaik, itu apabila ingin hidup sesuai dengan apa yang di cita-citakan.
Persaingan sudah dimulai sejak kecil, sejak di bangku sekolah kita bersaing untuk menjadi yang terbaik dan menyandang gelar juara kelas, setelah remaja bersaing untuk menarik perhatian lawan jenis yang akan dijadikan pendamping hidup, dan setelah dewasa kita masih bersaing ditempat kerja.
Lalu sampai kapan kita bersaing? Sampai kita menutup mata, selama kita masih hidup kita masih memiliki keinginan, selama kita masih memiliki keinginan kita harus bersaing untuk mewujudkan nya.
Kita tidak akan pernah bisa lepas dari persaingan apapun bentuk nya, dan setiap persaingan menyisakan kekecewaan bagi yang gagal memenangkan nya, untuk itu kita harus berupaya sekuat tenaga untuk memenangkan nya, caranya kita perbanyak doa dan kerja keras.
Namun terkadang kita salah dalam memanjatkan doa, kita selalu berdoa untuk diberi kemenangan saat bersaing, itu artinya kita mendoakan orang lain untuk kalah, sementara Tuhan tidak akan mengabulkan doa yang tidak baik.
Jangan heran jika kita selalu mengalami kekalahan, meskipun kita telah berusaha sekuat tenaga disertai doa terus menerus. Lalu bagai mana seharus nya kita berdoa? Baca dulu sepenggal kisah dibawah ini!
Sekelompok Anak tengah mengikuti lomba balapan motor yang terbuat dari kayu, seorang Anak membawa motor kayu yang reyot dan siap mengikuti balapan, semua menertawakan motor kayunya dan menyarankan agar dia tidak mengikuti lomba, tapi dia tetap bersikukuh untuk mengikuti balapan, dia mengatakan dirinya akan memenangkan balapan itu.
Balapan siap dimulai, semua sudah bersiap-siap di garis Start, Anak yang membawa motor reyot meminta waktu untuk berdoa dahulu, setelah di izinkan dia pun berdoa dengan khusu.
Tak berselang lama balapan dimulai, semua bersorak-sorai dan meneriaki Anak yang mengendarai motor kayu yang reyot, tetapi meskipun motor kayunya berjalan dengan terseok-seok ternyata Anak itu yang lebih dulu mencapai garis Finish, dia berhasil memenangkan balapan itu.
Setelah menerima hadiah Anak itu ditanya oleh seorang juri" Tadi sebelum balapan dimulai kamu berdoa dulu, pasti kamu berdoa supaya menang ya?" Anak itu menjawab dengan jawaban yang mengagetkan semua orang, "Saya tidak berdoa meminta kemenangan pada Tuhan, jika berdoa meminta kemenangan artinya saya mendoakan orang lain untuk kalah, itu artinya saya berdoa yang tidak baik, Tuhan tidak akan pernah mengabulkan doa yang tidak baik. "Saya berdoa minta diberi kekuatan agar saya tidak menangis ketika menderita kekalahan, Alhamdulillah saya menang".
Berdasarkan cerita diatas sekarang kita menyadari jika selalu berdoa yang kurang tepat, kita selalu meminta diberi kemenangan saat bersaing, bahkan kita secara trang-trangan meminta supaya orang lain kalah, dan pada akhirnya kitalah yang kalah.
Wassalam
Ujang Masri
8/18/2019
CB Blogger
IndonesiaPersaingan sudah dimulai sejak kecil, sejak di bangku sekolah kita bersaing untuk menjadi yang terbaik dan menyandang gelar juara kelas, setelah remaja bersaing untuk menarik perhatian lawan jenis yang akan dijadikan pendamping hidup, dan setelah dewasa kita masih bersaing ditempat kerja.
Lalu sampai kapan kita bersaing? Sampai kita menutup mata, selama kita masih hidup kita masih memiliki keinginan, selama kita masih memiliki keinginan kita harus bersaing untuk mewujudkan nya.
Kita tidak akan pernah bisa lepas dari persaingan apapun bentuk nya, dan setiap persaingan menyisakan kekecewaan bagi yang gagal memenangkan nya, untuk itu kita harus berupaya sekuat tenaga untuk memenangkan nya, caranya kita perbanyak doa dan kerja keras.
Namun terkadang kita salah dalam memanjatkan doa, kita selalu berdoa untuk diberi kemenangan saat bersaing, itu artinya kita mendoakan orang lain untuk kalah, sementara Tuhan tidak akan mengabulkan doa yang tidak baik.
Jangan heran jika kita selalu mengalami kekalahan, meskipun kita telah berusaha sekuat tenaga disertai doa terus menerus. Lalu bagai mana seharus nya kita berdoa? Baca dulu sepenggal kisah dibawah ini!
Sekelompok Anak tengah mengikuti lomba balapan motor yang terbuat dari kayu, seorang Anak membawa motor kayu yang reyot dan siap mengikuti balapan, semua menertawakan motor kayunya dan menyarankan agar dia tidak mengikuti lomba, tapi dia tetap bersikukuh untuk mengikuti balapan, dia mengatakan dirinya akan memenangkan balapan itu.
Balapan siap dimulai, semua sudah bersiap-siap di garis Start, Anak yang membawa motor reyot meminta waktu untuk berdoa dahulu, setelah di izinkan dia pun berdoa dengan khusu.
Tak berselang lama balapan dimulai, semua bersorak-sorai dan meneriaki Anak yang mengendarai motor kayu yang reyot, tetapi meskipun motor kayunya berjalan dengan terseok-seok ternyata Anak itu yang lebih dulu mencapai garis Finish, dia berhasil memenangkan balapan itu.
Setelah menerima hadiah Anak itu ditanya oleh seorang juri" Tadi sebelum balapan dimulai kamu berdoa dulu, pasti kamu berdoa supaya menang ya?" Anak itu menjawab dengan jawaban yang mengagetkan semua orang, "Saya tidak berdoa meminta kemenangan pada Tuhan, jika berdoa meminta kemenangan artinya saya mendoakan orang lain untuk kalah, itu artinya saya berdoa yang tidak baik, Tuhan tidak akan pernah mengabulkan doa yang tidak baik. "Saya berdoa minta diberi kekuatan agar saya tidak menangis ketika menderita kekalahan, Alhamdulillah saya menang".
Berdasarkan cerita diatas sekarang kita menyadari jika selalu berdoa yang kurang tepat, kita selalu meminta diberi kemenangan saat bersaing, bahkan kita secara trang-trangan meminta supaya orang lain kalah, dan pada akhirnya kitalah yang kalah.
Wassalam
Hidup tengah mengalami kemunduran, berbagai cobaan datang menimpa, anggota keluarga ada yang sakit atau mengalami kecelakaan, usaha yang Anda rintis diambang kehancuran.
Belum lama kejadian itu berlalu Anda kembali ditimpa masalah, Anda harus menghabiskan semua yang Anda miliki, semua yang Anda kumpulkan dengan susah payah selama bertahun-tahun lamanya.
Belum lama kejadian itu berlalu Anda kembali ditimpa masalah, Anda harus menghabiskan semua yang Anda miliki, semua yang Anda kumpulkan dengan susah payah selama bertahun-tahun lamanya.
Anda sedang mengalami itu semua? Bersabarlah, dengan adanya ujian yang menimpa, Anda kini lebih dekat dengan sang pencifta, ikhlaskan semua milik Anda yang hilang.
Ingat semua yang kita miliki hanyalah titipan Tuhan. Jika tuhan mengambilnya kembali artinya Anda belum bisa menjaga titipan Nya dengan baik.
Percayalah setelah Anda menjadi Orang yang lebih baik, Anda akan diberi jalan untuk mendapatkan kembali, bahkan jauh lebih banyak dari sebelumnya.
Ingat semua yang kita miliki hanyalah titipan Tuhan. Jika tuhan mengambilnya kembali artinya Anda belum bisa menjaga titipan Nya dengan baik.
Percayalah setelah Anda menjadi Orang yang lebih baik, Anda akan diberi jalan untuk mendapatkan kembali, bahkan jauh lebih banyak dari sebelumnya.
Mari jadikan ujian ini sebagai pembelajaran, Anda mulai lagi semuanya dari awal, tingkatkan kerja keras dan semangat yang lebih tinggi untuk menggapai kesuksesan.
Anggap saja Anda sedang melakukan Lompat Jauh, Anda butuh langkah mundur dahulu untuk memperoleh hasil lompatan yang jauh, semakin Anda mundur, semakin jauh lompatan yang bisa anda dapatkan.
Anggap saja Anda sedang melakukan Lompat Jauh, Anda butuh langkah mundur dahulu untuk memperoleh hasil lompatan yang jauh, semakin Anda mundur, semakin jauh lompatan yang bisa anda dapatkan.
Berkacalah dari lompat jauh tersebut, bisa jadi kemunduran yang kini sedang Anda alami, adalah untuk mendapatkan dorongan yang lebih kuat, dengan begitu Anda bisa melaju lebih cepat menggapai kesuksesan.
Dengan mengalami kemunduran terlebih dahulu, Anda menjadi orang yang lebih baik, lebih kuat dan lebih hebat dari sebelumnya.
Dengan mengalami kemunduran terlebih dahulu, Anda menjadi orang yang lebih baik, lebih kuat dan lebih hebat dari sebelumnya.
Setelah Anda mengalami kemunduran, Anda telah belajar banyak hal, Anda tahu apa saja kesalahan yang harus dihindari, dan kekurangan apa saja yang harus diperbaiki.
Karena Anda tahu banyak hal untuk mencapai semua impian, Anda benar-benar telah menjadi Orang yang sangat luar biasa, menjadi Orang yang mampu mengubah kemunduran menjadi jalan Cepat untuk sukses.
Karena Anda tahu banyak hal untuk mencapai semua impian, Anda benar-benar telah menjadi Orang yang sangat luar biasa, menjadi Orang yang mampu mengubah kemunduran menjadi jalan Cepat untuk sukses.
Wassalam.
Ujang Masri
8/16/2019
CB Blogger
Indonesia
Terkadang kita dihadapkan pada suatu permasalahan yang berat, meskipun telah mencoba berbagai cara tetapi hasilnya selalu sia-sia, tidak ada jalan keluar yang di temukan, tidak ada lagi yang dilakukan selain menyerah dan pasrah dengan apapun yang akan terjadi kemudian.
Ingin teriak sekencang-kencangnya, merasa marah, sedih dan jatuh ke dalam keterpurukan, kita benar-benar tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan, kita hanya diam membisu menunggu apa yang ditakutkan benar-benar terjadi.
Dalam hati bertanya, kenapa harus aku yang mengalami ini semua? Kenapa tidak Orang lain saja yang lebih kuat dan tegar dariku? Kita benar-benar merasa yang paling berat cobaan hidupnya.
Tanpa kita sadari, sesunggh nya bukan hanya kita yang sedang dihadapkan pada permasalahan yang berat, ada bahkan banyak yang kali ini sedang menghadapi cobaan serupa, bahkan mungkin lebih berat dari yang sedang kita rasakan.
Saudaraku, hidup adalah menanam dan menuai, siapa yang menanam kebaikan hari ini, dia pulalah yang akan menuai kebaikan di masa mendatang. mari kita intropeksi diri, siapa tahu apa yang kita alami kali ini adalah akibat dari perbuatan kita di masa lampau.
Selanjutnya daripada meratapi diri dan larut dalam keterpurukan, akan lebih baik jika memanfaatkan waktu yang tersisa untuk mendekatkan diri pada sang Pencifta. Perbanyak berbuat baik dan lakukan kegiatan-kegiatan mulya seperti ini:
1. Intropeksi Diri
Merenunglah sejenak dan ingat-ingat apa kemungkinan penyebab masalah ini, perlu di ingat ada Asap karena ada Api, ada masalah pasti karena ada penyebabnya. Kemudian berjanjilah pada diri sendiri tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi di masa mendatang, dengan demikian kita tidak akan jatuh dua kali ke lobang yang sama.
2. Bersedekah
Apa bila sebelumnya kita selalu acuh dan masak bodoh terhadap kesulitan Orang lain, mulai sekarang ubah kebiasaan itu, bantu dan sayangi Anak yatim dan Fakir miskin, sisihkan sebagian rezeki yang masih tersisa untuk memberi mereka, tanpa diminta mereka akan mendoakan kita.
Bantulah lebih banyak Anak yatim dan Fakir miskin, semakin banyak yang kita beri, semakin banyak pula yang mendoakan kita, semakin besar kemungkinan Doa kita dikabulkan Tuhan. Diantara Doa yang paling didengar salah satunya adalah Doanya Anak yatim dan Fakir miskin.
3. Meningkatkan Amal Ibadah
Jika sebelumnya kita selalu lalai dalam menjalankan perintahNya, dan selalu mengerjakan semua laranganNya, sekaranglah saatnya untuk memperbaiki segalanya, tunaikan Shalat 5 waktu dan jauhi semua perbuatan maksiat.
Bangunlah tengah malam kerjakan Shalat Tahajud dan Shalat Hajat, memohonlah agar kita diberi jalan keluar dari permasalahan yang sedang di alami. Ingat Doa yang dipanjatkan pada sepertiga malam adalah Doa yang paling cepat di kabulkan.
4. Meminta Maaf Pada Kedua Orang Tua
Sempatkan waktu untuk mendatangi kedua Orang tua kita, apapun situasinya, minta maaflah pada mereka atas semua kesalahan yang pernah kita perbuat, ceritakan semua kesulitan yang tengah kita alami. Tanpa diminta mereka akan mendoakan kita dan ikut mencarikan jalan keluar yang terbaik.
Kita sering mendengar ungkapan" Surga ada ditelapak kaki Ibu" jadi jika ingin menggapai kebahagiaan, kita harus berbakti pada kedu Orang tua, terutama pada Ibu kita. Ridho Tuhan ada pada Ridhonya Kedua Orang tua, jika Orang tua sudah meridhoi jalan yang kita tempuh maka Tuhan akan mempermudah jalan kita.
5. Belajar Ikhlas
Mulai saat ini belajarlah untuk menerima segala apapun yang menimpa kita, belajarlah iklas karena semua yang terjadi sudah menjadi ketentuan Tuhan.
Tugas kita sebagai manusia adalah berikhtiar, jika telah berupaya berbagai cara untuk mengatasi permasalahan yang menimpa kita, untuk hasilnya serahkan pada Tuhan karena tetap Dialah yang menentukan.
Apabila yang kita takutkan dan khawatirkan benar-benar terjadi, artinya itu yang terbaik untuk kita, pasti ada hikmah dibalik itu semua. Ingat Tuhan tidak pernah memberikan sesuatu yang buruk untuk umatNya.
Karena kemurahan, ketulusan dan ke ikhlasan hati Anda melakukan itu semua, insya Allah semua yang anda takutkan dan khawatirkan pada akhirnya tidak pernah terjadi.
Wassalam.
Selanjutnya daripada meratapi diri dan larut dalam keterpurukan, akan lebih baik jika memanfaatkan waktu yang tersisa untuk mendekatkan diri pada sang Pencifta. Perbanyak berbuat baik dan lakukan kegiatan-kegiatan mulya seperti ini:
1. Intropeksi Diri
Merenunglah sejenak dan ingat-ingat apa kemungkinan penyebab masalah ini, perlu di ingat ada Asap karena ada Api, ada masalah pasti karena ada penyebabnya. Kemudian berjanjilah pada diri sendiri tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi di masa mendatang, dengan demikian kita tidak akan jatuh dua kali ke lobang yang sama.
2. Bersedekah
Apa bila sebelumnya kita selalu acuh dan masak bodoh terhadap kesulitan Orang lain, mulai sekarang ubah kebiasaan itu, bantu dan sayangi Anak yatim dan Fakir miskin, sisihkan sebagian rezeki yang masih tersisa untuk memberi mereka, tanpa diminta mereka akan mendoakan kita.
Bantulah lebih banyak Anak yatim dan Fakir miskin, semakin banyak yang kita beri, semakin banyak pula yang mendoakan kita, semakin besar kemungkinan Doa kita dikabulkan Tuhan. Diantara Doa yang paling didengar salah satunya adalah Doanya Anak yatim dan Fakir miskin.
3. Meningkatkan Amal Ibadah
Jika sebelumnya kita selalu lalai dalam menjalankan perintahNya, dan selalu mengerjakan semua laranganNya, sekaranglah saatnya untuk memperbaiki segalanya, tunaikan Shalat 5 waktu dan jauhi semua perbuatan maksiat.
Bangunlah tengah malam kerjakan Shalat Tahajud dan Shalat Hajat, memohonlah agar kita diberi jalan keluar dari permasalahan yang sedang di alami. Ingat Doa yang dipanjatkan pada sepertiga malam adalah Doa yang paling cepat di kabulkan.
4. Meminta Maaf Pada Kedua Orang Tua
Sempatkan waktu untuk mendatangi kedua Orang tua kita, apapun situasinya, minta maaflah pada mereka atas semua kesalahan yang pernah kita perbuat, ceritakan semua kesulitan yang tengah kita alami. Tanpa diminta mereka akan mendoakan kita dan ikut mencarikan jalan keluar yang terbaik.
Kita sering mendengar ungkapan" Surga ada ditelapak kaki Ibu" jadi jika ingin menggapai kebahagiaan, kita harus berbakti pada kedu Orang tua, terutama pada Ibu kita. Ridho Tuhan ada pada Ridhonya Kedua Orang tua, jika Orang tua sudah meridhoi jalan yang kita tempuh maka Tuhan akan mempermudah jalan kita.
5. Belajar Ikhlas
Mulai saat ini belajarlah untuk menerima segala apapun yang menimpa kita, belajarlah iklas karena semua yang terjadi sudah menjadi ketentuan Tuhan.
Tugas kita sebagai manusia adalah berikhtiar, jika telah berupaya berbagai cara untuk mengatasi permasalahan yang menimpa kita, untuk hasilnya serahkan pada Tuhan karena tetap Dialah yang menentukan.
Apabila yang kita takutkan dan khawatirkan benar-benar terjadi, artinya itu yang terbaik untuk kita, pasti ada hikmah dibalik itu semua. Ingat Tuhan tidak pernah memberikan sesuatu yang buruk untuk umatNya.
Karena kemurahan, ketulusan dan ke ikhlasan hati Anda melakukan itu semua, insya Allah semua yang anda takutkan dan khawatirkan pada akhirnya tidak pernah terjadi.
Wassalam.
Selamat beraktivitas kawan bagi yang sedang beraktivitas, dan selamat beristirahat bagi yang sedang beristirahat. Kawan kali ini sang pengangguran mau memanfaatkan waktu luangnya untuk menulis, ya meskipun isi tulisannya hanya berupa pengalaman pribadi saja, tapi semoga saja bisa bermanfaat.
Sebagai seorang pengangguran kegiatan saya hanyalah berpetualang mencari pekerjaan, hasilnya apalagi kalau bukan pengalaman pahit yang tak terlupakan, dan diantara pengalaman itu ada diantaranya yang saya rasa sangat perlu untuk di bagikan walaupun hanya lewat tulisan.
Semoga saja tulisan ini bisa mengingatkan kalian jika tidak semua Loker itu benar, kalian lebih selektif dalam memilih dan menentukan Loker mana yang akan diambil, jika sudah demikian tidak akan ada lagi korban yang berikutnya.
Ya, kalau hanya mencari loker memang gampang, bisa offline bisa juga dengan cara online, tapi yang benar itu sedikit, banyak sekali loker boongan karya pengusaha gadungan, mereka memanfaatkan banyaknya pencari kerja untuk menambah isi dompetnya, modusnya dengan membuat lowongan kerja palsu.
Aksi mereka terbilang rapi, mereka membuat website perusahaan imitasi dan di isi segudang loker, selanjutnya menabur link di Sosmed dan grup Loker di WhatApp, bahkan ada juga yang memasang Loker di situs-situs yang sudah populer.
Banyaknya perangkap mereka menyebabkan banyak korban, bahkan saya pribadi nyaris menjadi korbannya, untuk itu berhati-hatilah jika menemukan Loker seperti di bawah ini, berdasarkan pengalaman pribadi dan diskusi di forum, ada 8 Tanda Loker Palsu No 7 adalah yang sedang marak terjadi, 8 Tanda itu adalah seperti berikut ini.
1. Tersebar Di WhatsApp, Facebook Dan Sosial Media Lain nya.
Jika menemukan lowongan pekerjaan di WhatApp, facebook atau Sosial media lainnya, berhati-hatilah, media ini adalah yang paling banyak dimanfaatkan oleh mereka untuk memasang perangkap.
Tapi ini bukan artinya semua Loker di WhatsApp, facebook dan sosial media lainnya palsu, ada juga loker yang benar tetapi kita harus Pandai-pandai dalam membedakannya.
Tapi ini bukan artinya semua Loker di WhatsApp, facebook dan sosial media lainnya palsu, ada juga loker yang benar tetapi kita harus Pandai-pandai dalam membedakannya.
Untuk uji coba silahkan berkomentar pada salah satu loker dan tanyakan banyak hal, loker yang tidak benar akan meminta Japri karena tidak ingin komunikasinya dengan kita diketahui banyak orang, kalau Loker tersebut benar kenapa mereka takut komunikasinya di publikasikan, selain itu dia akan berupaya terus menerus untuk meyakinkan kita.
Apabila ada Loker yang membuat tertarik, cek terlebih dahulu nama perusahaan nya, benarkah dilokasi tersebut terdapat perusahaan dengan nama yang sama seperti pada Loker, kita bisa mengetahuinya dengan memanfaatkan google map, jika ada No kontak perusahaan silahkan hubungi untuk memastikan benar tidaknya di perusahaan tersebut membuka Loker.
2. Menawarkan Gaji Pantastis
Gaji yang Pantastis rupanya masih menjadi magnet yang kuat untuk menarik korban, tak heran jika lowongan kerja palsu masih banyak yang mengiming-imingi gaji yang pantastis.
Hati-hati jika tertarik pada Loker yang menawarkan gaji yang Pantastis, biasanya berapa gaji yang akan diterima diberitahukan pada saat interview, memang ada diantaranya yang melampirkannya pada loker, tetapi tidak akan terlepas dari UMR/UMK.
3. Kualifikasi Pendidikan Nya Rendah
Mungkin masih ada perusahaan yang menerima pegawai dengan kualifikasi pendidikan yang rendah, tetapi pada loker tetap mereka mencantumkan pendidikan minimal SMU, SMA atau SMK.
Pernah juga menemukan Loker seperti ini dan saya sempat tertarik, tetapi setelah di cek ternyata perusahaannya piktif. Apabila kamu menemukan Loker seperti ini juga, saya sarankan untuk berhati-hati dan mengecek terlebih dahulu kebenarannya.
4. Menerima Usia Maksimal Diatas 35 Tahun
Salah satu kendala sulitnya saya diterima di perusahaan adalah usia yang memasuki kepala tiga, sedangkan rata-rata perusahaan merekrut karyawan dengan usia maksimal 28 Tahun
Memang ada beberapa perusahaan yang menerima usia diatas itu, tapi kebanyakan perusahaan menerima usia diatas 35 Tahun adalah untuk level atau posisi yang lebih tinggi, selain itu kualifikasi pendidikan nya juga tinggi dan harus memiliki pengalaman pada bidang yang sama.
Memang ada beberapa perusahaan yang menerima usia diatas itu, tapi kebanyakan perusahaan menerima usia diatas 35 Tahun adalah untuk level atau posisi yang lebih tinggi, selain itu kualifikasi pendidikan nya juga tinggi dan harus memiliki pengalaman pada bidang yang sama.
5. Persyaratan Nya Mudah
Pernah saya memasukan lamaran pekerjaan dengan persyaratan yang tidak lengkap, alhasil lamaran dikembalikan dan diminta untuk melengkapinya terlebih dahulu, setelah melengkapinya saya balik lagi, tetapi tidak diterima juga karena ada perbedaan tanggal lahir pada Ijazah dan Kartu keluarga, karena kesal saya tidak melanjutkan untuk melamar ke perusahaan tersebut.
Apabila ada perusahaan yang memperbolehkan lamaran yang tidak lengkap, dalihnya kekurangannya bisa menyusul harap berhat-hati, biasanya terdapat perbedaan identitas sedikit saja akan dipermasalahkan, apalagi dengan persyaratan yang kurang lengkap.
Pernah saya memasukan lamaran pekerjaan dengan persyaratan yang tidak lengkap, alhasil lamaran dikembalikan dan diminta untuk melengkapinya terlebih dahulu, setelah melengkapinya saya balik lagi, tetapi tidak diterima juga karena ada perbedaan tanggal lahir pada Ijazah dan Kartu keluarga, karena kesal saya tidak melanjutkan untuk melamar ke perusahaan tersebut.
Apabila ada perusahaan yang memperbolehkan lamaran yang tidak lengkap, dalihnya kekurangannya bisa menyusul harap berhat-hati, biasanya terdapat perbedaan identitas sedikit saja akan dipermasalahkan, apalagi dengan persyaratan yang kurang lengkap.
6. Waktu lnterview Cepat Dan Mendesak
Suatu hari saya membuka situs Loker dan menemukan beberapa yang cocok, cara melamarnya pun cukup mudah, pelamar diminta mengirimkan lamaran melalui WhatsApp, dengan dalih fisiknya nanti dibawa pada saat interview.
Pukul 16.00 wib saya mendapat panggilan interview untuk besok pagi, jadwalnya pukul 07.30 wib. Saya menolak hadir karena terlalu mendesak, orang yang katanya HRD terus mengirim pesan supaya saya hadir, jadwal diubah menjadi pukul 14.00 wib tetapi saya menolak hadir.
Saya mengirim lamaran melaui WhatsApp ke perusahaan yang lain dan ternyata sama, panggilannya mendesak, saya menolak hadir karena merasa curiga. Untuk mengecek kebenarannya saya masuk ke forum diskusi dan ternyata banyak yang mengalami kejadian serupa. Ada juga yang memaksa hadir dan ternyata dimintai sejumlah uang dengan dalih untuk biaya training.
Jika menemukan Loker yang seperti ini saya harap berhati-hati, diduga mereka menggunakan banyak Nomer telpon dan nama perusahaan untuk menarik korbannya.
Suatu hari saya membuka situs Loker dan menemukan beberapa yang cocok, cara melamarnya pun cukup mudah, pelamar diminta mengirimkan lamaran melalui WhatsApp, dengan dalih fisiknya nanti dibawa pada saat interview.
Pukul 16.00 wib saya mendapat panggilan interview untuk besok pagi, jadwalnya pukul 07.30 wib. Saya menolak hadir karena terlalu mendesak, orang yang katanya HRD terus mengirim pesan supaya saya hadir, jadwal diubah menjadi pukul 14.00 wib tetapi saya menolak hadir.
Saya mengirim lamaran melaui WhatsApp ke perusahaan yang lain dan ternyata sama, panggilannya mendesak, saya menolak hadir karena merasa curiga. Untuk mengecek kebenarannya saya masuk ke forum diskusi dan ternyata banyak yang mengalami kejadian serupa. Ada juga yang memaksa hadir dan ternyata dimintai sejumlah uang dengan dalih untuk biaya training.
Jika menemukan Loker yang seperti ini saya harap berhati-hati, diduga mereka menggunakan banyak Nomer telpon dan nama perusahaan untuk menarik korbannya.
7. Interview Dilakukan Di Tempat Yang Berbeda Dengan Perusahaan
Baru-baru ini banyak orang yang menceritakan jika dirinya telah menjadi korban penipuan, mereka menyampaikan nya di grup loker facebook maupun forum diskusi, tujuan mereka adalah supaya tidak ada lagi yang menjadi korban.
Semua yang menjadi korban penipuan kejadiannya sama persis, mereka mendapat panggilan untuk interview di lokasi yang berbeda dengan perusahaan, mereka diminta untuk membeli tiket dan biaya lain-lain dengan biaya sendiri, dalih nya uang akan di ganti asalkan bukti pembayaran nya ada.
Mereka diminta transfer ke Biro perjalanan yang kata nya telah bekerja sama dengan perusahaan, setelah uang di transfer semua No yang tadi nya aktif tidak bisa lagi dihubungi.
Berdasarkan pengalaman mereka kita di tuntut lebih waspada saat menerima panggilan interview, jika lokasinya berbeda dengan perusahaan mintalah kejelasan tentang perbedaan tersebut.
Baru-baru ini banyak orang yang menceritakan jika dirinya telah menjadi korban penipuan, mereka menyampaikan nya di grup loker facebook maupun forum diskusi, tujuan mereka adalah supaya tidak ada lagi yang menjadi korban.
Semua yang menjadi korban penipuan kejadiannya sama persis, mereka mendapat panggilan untuk interview di lokasi yang berbeda dengan perusahaan, mereka diminta untuk membeli tiket dan biaya lain-lain dengan biaya sendiri, dalih nya uang akan di ganti asalkan bukti pembayaran nya ada.
Mereka diminta transfer ke Biro perjalanan yang kata nya telah bekerja sama dengan perusahaan, setelah uang di transfer semua No yang tadi nya aktif tidak bisa lagi dihubungi.
Berdasarkan pengalaman mereka kita di tuntut lebih waspada saat menerima panggilan interview, jika lokasinya berbeda dengan perusahaan mintalah kejelasan tentang perbedaan tersebut.
8. Menggunakan Website Dan Email Gratisan
Banyak loker yang ditemukan menggunakan website gratisan, padahal sebuah perusahaan apalagi perusahaan besar tidak mungkin demikian, dari sini saja kita bisa menilai benar atau palsukah loker tersebut.
Selain menggunakan website gratisan ada juga yang menggunakan email gratisan seperti gmail atau yahoo mail, jika diminta mengirim lamaran keperusahaan dengan alamat email seperti ini saya harap berhati-hati, perusahaan kebanyakan sudah tidak lagi menggunakan alamat email ini, kalaupun ada pastinya jarang ditemukan.
Untuk berjaga-jaga supaya tidak terjadi sesuatu hal, berhati-hati lah jika diminta mengirim lamaran lewat ini. Ya meskipun masih ada perusahaan yang menggunakannya, tetapi tidak ada salahnya jika kita berhati-hati.
Demikian semoga bermanfaat.
Ujang Masri
8/06/2019
CB Blogger
IndonesiaBanyak loker yang ditemukan menggunakan website gratisan, padahal sebuah perusahaan apalagi perusahaan besar tidak mungkin demikian, dari sini saja kita bisa menilai benar atau palsukah loker tersebut.
Selain menggunakan website gratisan ada juga yang menggunakan email gratisan seperti gmail atau yahoo mail, jika diminta mengirim lamaran keperusahaan dengan alamat email seperti ini saya harap berhati-hati, perusahaan kebanyakan sudah tidak lagi menggunakan alamat email ini, kalaupun ada pastinya jarang ditemukan.
Untuk berjaga-jaga supaya tidak terjadi sesuatu hal, berhati-hati lah jika diminta mengirim lamaran lewat ini. Ya meskipun masih ada perusahaan yang menggunakannya, tetapi tidak ada salahnya jika kita berhati-hati.
Demikian semoga bermanfaat.