Dibalik Kejujuran Selalu Ada Ini Yang Menyertainya

29 August 2019

Dibalik Kejujuran Selalu Ada Ini Yang Menyertainya
Seseorang lebih percaya dengan apa yang sering dilihatnya dari pada apa yang didengarnya, saya berkata demikian karena sudah mengalami dan merasakan langsung kenyataannya.

Karena selalu melihat saya berprilaku baik, ketika ada seseorang mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang sering dilihatnya, dia tidak percaya dan menganggapnya mengada-ngada.

Padahal pada saat itu saya memang melakukan kesalahan, tapi karena teman-teman saya selalu berbuat salah, apa yang mereka katakan tidak dipercaya, dia lebih memilih membela saya daripada mempercayainya.

Kejadian ini saya alami sewaktu masih duduk dibangku SMU, begini ceritanya, suatu ketika saya datang ke sekolah kesiangan, karena gerbang sudah ditutup saya tidak bisa masuk untuk mengikuti upacara, sedangkan saya sangat takut akan mendapat sanksi apabila tidak ikut upacara.

Untuk cari aman saya pergi kebelakang untuk bersembunyi, ternyata disana sudah ada teman-teman sekelas saya yang terkenal pada bandel, sepertinya mereka juga kesiangan, mereka mengajak saya untuk memanjat benteng.

Sebenarnya saya takut melakukan itu, tetapi saya lebih takut lagi jika harus dihukum, lebih baik saya mengikuti mereka untuk memanjat benteng, dengan begitu saya bisa berpura-pura tidak kesiangan, mudah-mudahan saja usaha saya ini tidak ketahuan.

Ternyata keberuntungan masih berpihak pada saya, benteng yang tinggi berhasil dilewati tanpa ketahuan, segera kami menuju ke barisan paling belakang, sesampainya disana dengan mengendap-ngendap saya berusaha gabung ke barisan dan berdiri paling belakang.

Setelah upacara selesai tiba-tiba guru BP melarang untuk membubarkan diri, dia mengatakan ada beberapa siswa yang ketahuan terlambat mengikuti upacara, mereka akan dikumpulkan didepan untuk diberi sanksi.

Saya kaget mendengarnya, badan gemetaran dan keringat dingin bercucuran, sedikitpun saya tidak mengira jika aksi kami memanjat benteng bakalan ketahuan, sudah bisa dipastikan kami akan mendapat sanksi dobel, sudah datang kesiangan plus masuk menaiki benteng, pasti guru BP akan marah sekali kepada kami.

Tak berapa lama teman-teman saya itu dipanggil satu persatu, saya semakin gemetaran dan keringat semakin membasahi badan, perasaan takut dan malu bercampur menjadi satu, jantung berdegup semakin kencang.

Setelah beberapa saat menunggu, ternyata saya tidak dipanggil juga, teman-teman saya memprotes dan memberitahukan jika saya ikut terlibat, mereka meminta agar saya diberi sanksi yang sama dengan mereka.

Meskipun mereka terus berupaya untuk meyakinkan, tetap saja guru BP tidak menghiraukannya, dia tidak percaya jika saya bersalah, semakin mereka berusaha meyakinkan, semakin guru BP marah pada mereka.

Karena upayanya tidak di gubris mereka menyerah dan membiarkan saya bebas, mereka pasrah untuk diberi sanksi, setelah diberi pembinaan mereka diberi tugas untuk membersihkan halaman sekolah, ada yang bertugas menyapu, ngepel dan merapikan tanaman.

Pada saat mereka sibuk dengan tugasnya masing-masing, saya datang menemui guru BP, kebetulan semua guru sedang berada disana, saya memberitahukan jika saya bersalah dan siap untuk diberi sanksi, semua guru tidak percaya dan menganggap saya terlalu kasihan pada mereka.

Setelah menceritakan semuanya barulah mereka percaya, tetapi anehnya mereka tidak marah justru sebaliknya malah memuji saya, mereka senang karena saya berani jujur untuk mengakui semua kesalahan, benar-benar diluar dugaan setelah melakukan kesalahan saya justru mendapat pujian.

Karena telah bersikap jujur saya dimaafkan, bahkan bukan hanya itu saya dibebaskan dari hukuman, tapi atas permintaan sendiri saya ikut membantu teman-teman saya membersihkan halaman sekolah.

Setelah menemui guru BP barulah saya tahu, ternyata sebenarnya tidak ada yang tahu aksi kami memanjat benteng, makanya saya tidak dianggap bersalah, teman-teman saya ketahuan terlambat karena tidak hadir pada saat dicek kehadirannya sebelum upacara.

Mereka ketahuan karena kebiasaan mereka sendiri, karena sering membuat kesalahan mereka ekstra diawasi, kehadiran mereka selalu dicek sementara saya tidak, saya dikira sudah hadir karena kebiasaan saya yang tidak pernah terlambat sebelumnya.

Dari kejadian ini saya mendapat pelajaran berharga, apabila kita mau jujur untuk mengakui kesalahan, kita akan mendapat kebaikan yang tidak pernah kita duga sebelumnya, dibalik kejujuran selalu ada kebaikan yang menyertainya.



8/29/2019

0 komentar:

Post a Comment