Suka Sekejap Berganti Duka -Ternyata suka dan duka adalah dua sisi yang saling berdekatan, Perasaan suka berganti duka terjadi begitu cepat, itulah keadaan yang kali ini dirasakan olehku keluargaku dan orang-orang terdekatku.
Musibah datang hanya berselang hitungan hari setelah kami merasakan kebahagiaan yang dirasakan, seketika berubah menjadi duka yang
berkepanjangan, bagaimana tidak anakku dinyatakan menderita Colostomy dan
harus menjalani tiga kali operasi yang berbahaya.
Dengan tidak memberi waktu lama tindakan itu harus
dilakukan kali ini juga, setelah berat badannya tujuh kilogram dan dua minggu
setelah operasi kedua, sedangkan usianya baru menginjak dua puluh lima hari, usia yang
terlalu muda untuk menjalani sebuah operasi dan merasakan sakit yang
ditimbulkannya, artinya setiap hari aku dan keluargaku harus menyaksikan
penderitaan anakku menahan rasa sakit yang teramat sangat akibat Operasi
yang dijalaninya, tapi apa mau dikata kami semua menginginkan yang terbaik
untuk anakku.
M. PUTRA PRAMUDHITA SEBELUM OPERASI
Selain harus menyaksikan penderitaan anakku yang merasakan rasa sakit
setiap hari, aku juga harus menghadapi biaya operasi yang begitu besar,
sementara penghasilanku sebagai Guru Honorer tidaklah seberapa, aku hanya
bisa berdo’a dan berharap Allah memberikan jalan yang mudah, Ya Allah
darimana aku mendapatkan uang sebanyak itu untuk membiayai operasi anaku?
Inilah kisahku.
M. PUTRA PRAMUDHITA PASCA OPERASI PERTAMA
Ternyata.... Allah berkehendak lain, kebahagiaanku tidaklah bertahan lama,
berselang empat hari lamanya mulai ada sesuatu yang tidak biasa terjadi,
anakku rewel dan selalu terbangun dari tidurnya, nafasnya tersengal sengal
dan selalu ngeden seperti yang akan BAB, mukanya memerah seakan-akan
menahan rasa sakit yang teramat sangat, semua itu terjadi sampai beberapa
kali dalam semalam.
M. PUTRA PRAMUDHITA KAMBUH SETELAH OPERASI PERTAMA
Keesokan harinya aku konsultasikan kejadian malam itu pada Bidan Desa dan
Dukun Beranak (Paraji), berdasarkan pemeriksaan mereka tidak ada
tanda-tanda jika anakku menderita sakit, anakku hanya mengalami perut
kembung biasa yang sudah umum terjadi pada bayi yang baru dilahirkan, aku
merasa heran bercampur lega, segera kuceritakan kabar baik ini pada istri
dan keluargaku yang menanti kabarnya dirumah dengan cemas.
Meski berdasarkan pemeriksaan tidak ada tanda-tanda jika anakku menderita
sakit, tetapi hampir disetiap malam kejadian yang sama selalu terjadi,
selalu saja aku biarkan dan puncaknya terjadi pada hari yang kesepuluh,
anakku menangis dengan keras dan susah sekali didiamkan, selain itu ada
sesuatu yang mengganjal dihatiku, perut anakku membesar sedangkan BAB dan
Pipis normal seperti biasanya.
Pada hari kedua puluh aku ikuti saran teman-temanku untuk memeriksakan
keadaan anakku pada Dokter Specialis anak, sesampainnya disana Dokter
dengan tidak menyentuh anakku sama sekali menyatakan jika anakku menderita
penyempitan usus dan harus di Oprasi sebanyak tiga kali, bagai disambar
petir disiang bolong perasaanku pada saat itu, istriku nyaris pingsan dan
menangis sejadi-jadinya, segera kutinggalkan ruangan itu dengan perasaan
tak menentu, kakipun tak berasa menginjak tanah.
Ditengah perjalanan pulang tiba-tiba Hand Phoneku bordering dan ternyata
kakakku yang menelpon menanyakan kabar anakku, segera kuceritakan kabar
buruk itu kepadanya, seketika itu juga terdengar tangisan dari kakakku,
disela-sela isak tangisnya dia berkata nyaris tidak kedengaran menyuruhku
pergi kerumahnya di Bandung untuk memeriksanya lebih lanjut, segera kuputar
balik dan menuju kebandung tanpa terlebih dahulu memberitahukan kabar buruk
ini pada keluargaku dirumah, dengan harapan jika hasil pemeriksaannya
disana akan berbeda.
Sesampainya di Kota Bandung aku perhatikan perut anakku semakin besar dan
kini terdapat benjolan-benjolan memanjang dari atas kebawah, sementara
anakku terus menangis karena perutnya mungkin lapar tetapi tidak bisa minum
ASI sama sekali, secepatnya kubawa anakku ke Dokter Specialis anak untuk
memeriksanya, Dokter tidak bisa menyimpulkan penyakit anakku sebelum
melakukan Rontgen Radiologi untuk melihat masalah apa yang terjadi pada usus
anakku.
Keesokan harinya kami bawa hasil rontgen untuk diperiksa oleh Dokter
Specialis anak, ternyata dokter melihat jika didalam usus anakku terdapat
gelembung-gelembung udara yang membuat usus anakku terisi penuh sehingga
tidak bisa lagi menampung apapun yang masuk kedalamnya, Dokter menganjurkan
untuk berkonsultasi dengan Dokter Bedah anak apakah harus dilakukan
tindakan operasi atau ada alternative lain.
Sepulangnya dari Dokter kami langsung menuju RS ternama dikota Bandung dan
setelah membuat janji segera kukonsultasikan keadaan anakku pada Dokter
bedah anak, ternyata memang anakku harus dilakukan tindakan Oprasi pada
saat itu juga....Bersambung.
M. PUTRA PRAMUDHITA BEBERAPA BULAN SETELAH OPERASI PERTAMA
M. PUTRA PRAMUDHITA & SANG BUNDA SETELAH MEMERIKSA KESEHATAN UNTUK PERSIAPAN OPERASI KEDUA
0 komentar:
Post a Comment